Bismillah..
Assalamu'alaikum Warahmatullah.
![]() | |
Selasa, 17 April 2012, Kolej Perdana U3B-304, kediaman ibu Reni Suryanita, pengajian / taklim rutin muslimah PPI-UTM dilaksanakan. hari ini seperti biasa, aku meluncur bersama "soulmate" tercintaku - Modenas, untuk menjemput Mba Asri dan adik-adikku tercinta.. De Adnan dan Mba Abidah Amaniah. ^^'
sampai di kediaman Ibu Reni, Alhamdulillah ga "ketinggalan kereta", ternyata acara belum dimulai, karena ibu-ibu lain masih men-set-up proyektor yang akan digunakan untuk tausiyah hari ini. Alhamdulillah pembicaranya - Ibu Rosyidah menyiapkan slide untuk kita nikmati dan baca bersama, saya pikir penggunaan alat bantu ini lebih efektif ketimbang seperti biasanya yang mana kami hanya mendengarkan ceramah melalui lisan saja ( maklum, saya termasuk visual learner) :D
Dapat jatah jadi MC dadakan...., seperti biasa acara dimulai dengan tilawah secara bergiliran dan dilanjutkan dengan tausiyah... atau lebih tepatnya sesi berbagi kisah dan ilmu. :)
Sesi itupun langsung saya serahkan kepada bu Rosyidah sebagai pembicara. dan ketika slide tampil... tuiiinggg... tiba-tiba muncul " BE HAPPY! MENJELANG USIA 40 TAHUN" ^_^
seketika itu juga mataku cerah, energy positifku bertambah... heeemm..ada apakah diusia 40-an????
Penasaran? yups, tentunya, walaupun usiaku kini (masih/sudah) 23 tahun, namun itukan juga termasuk dalam masa "menjelang 40 tahun-an" ^^' So, it's important Guys!
__________
__________
Psikolog Amerika, Walter B. Pitkin (1932) pernah menulis buku berjudul “Life Begins at Forty”.
Pitkin memang bukan penggagas pertama kata-kata tersebut karena jauh
sebelum tahun 1932 kata-kata itu telah ada. Namun tak dipungkiri bahwa
tulisannya membuat pemahaman terhadap “kehidupan dimulai pada usia 40 tahun” menjadi sangat populer hingga kini.
Sebenarnya saya belum memahami benar mengapa "pepatah lawas" bisa mengatakan seperti itu? atau mungkin karena saya yang masih terlalu "anak ingusan", yang belum mengerti arti sesungguhnya usia 40 tahun itu. tapi angin-angin mamiri dan kabar-kabar burung yang sampai di telinga saya adalah ketika usia 40 tahua-an itu adalah masa "Puber kedua" (whaatt????...) iya, banyak yang mengatakan hal itu pada saya, anggapan "puber kedua" itupun dimaknai sebagian orang dengan CUKUPnya kondisi perekonomian pribadi karena telah memiliki pekerjaan tetap, ada lagi yang beranggapan bahawa diusia itu adalah CUKUPnya kematangan dan kedewasaan bagi seseorang - sehingga muncul keinginan untuk kembali muda lagi (Lhooo??? ya wajarlah, karena terjadi perubahan hormonal dalam tubuh kita) - sehingga ah.... sudahlah.... semoga Allah membimbing kita semua ketika menjelang atau berada diusia ini dan menjauhkan kita dari hal-hal yang "menjauhkan" kita padaNya.
Ketika pembicara asik bercerita, saya teringat pada buku La-Tahzan karangan Dr.Aidh Al-Qarni' yang insya allah jika saya tak salah, tertulis disana bahwa :
" Jika usia manusia mendekati atau telah 4o tahun, namun keimanannya tidak bertambah kepada Alloh dan perilakunya tak mengarah pada Alloh, maka ia temasuk orang yang merugi."
sebenarnya ada apa di usia 40 tahun yach ? ?
dalam buku "Misteri umur 40 Tahun" di singkap bahawa Rasulullah diangkat Alloh SWT menjadi Rasul pada usia 40 tahun begitu juga para Nabi dan Rasul yang lain. para ahli kesehatan juga berpendapat bahawa penyakit diabetes, jika menimpa orang pada usia sebelum 40 tahun berarti karena faktor keturunan, namun jika datangnya sesudah usia 40 tahun itu berarti karena sebab tertentu. Di
banyak negara ditetapkan, untuk menduduki jabatan-jabatan elit yang
strategis, seperti kepala negara, disyaratkan bakal calon harus telah
berusia 40 tahun. Masyarakat sendiri tampak cenderung baru mengakui
prestasi seseorang secara mantap tatkala orang itu telah berusia 40
tahun. Soekarno menjadi presiden pada usia 44 tahun. Soeharto menjadi
presiden pada umur 46 tahun. J.F. Kennedy 44 tahun. Bill Clinton 46
tahun. Paul Keating 47 tahun. Sementara Tony Blair 44 tahun. Ada juga pendapat sebagian orang bahawa jika ingin melihat karakter tetap sesorang / tabiat sesungguhnya yang ada pada diri seseorang, lihatlah ketika ia telah masuk usia 40 tahun, semakin mendekati usia itu, itulah karakter/tabiat manusia yang sesungguhnya. Wallahu'alam.
tapi dibalik semua itu sesungguhnya ada maksud yang Alloh ingin sampaikan diusia 40 tahun itu. usia menjelang atau telah 4o tahun itu tak lama, tiba-tiba seperti kita mengedipkan mata, "ohhh...ga terasa sekarang aku sudah mendekati kepala 4!!", Alloh meminta manusia untuk terus memandang dan selalu tetap "AWARE" dengan yang namanya waktu dan kesempatan, seperti dalam Surat Al-`Aşr :

By time, (Demi Masa)

Indeed, mankind is in loss, (sesungguhnya manusia berada dalam kerugian)

Except
for those who have believed and done righteous deeds and
advised each other to truth and advised each other to patience. (Kecuali orang-orang yang
beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling
menasihati untuk kesabaran).
____
jauuuhh, sebelum pepatah lama dari bangsa Barat tentang "Life begins at 40" , dalam Al-Qur'an sendiri, Alloh SWT telah menyebutkan tentang keistimewaan, makna, dan misteri di balik usia 40 tahun :
رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
وَأَصْلِحْ لِي فِي
ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Al-Ahqaf: 15)
Percayalah .....Ketika
Al-Qur’an menyebut sesuatu di dalam ayat-ayat-Nya, tentu ada yang
sangat penting atau perlu diperhatikan terhadap sesuatu tersebut.
Menurut tafsir fi Ddzilalil Quran (Sayyid Qutb), ketika membahas potongan kalimat ’hatta idza balagho asyuddahu wa balagho arba’iina sanah’
(hingga apabila dia telah dewasa dan mencapai usia 4o tahun), usia
kedewasaan itu berkisar antara 30 hingga 40 tahun, dan usia 4o tahun
adalah puncak kematangan dan kearifan. Pada fase ini, semua potensi dan
kemauan telah sempurna, dan manusia siap merenung untuk berpikir dengan
tenang. Pada usia ini, fitrah yang lurus dan bersih berorientasi kepada
hal-hal di balik kehidupan dan sesudah kehidupan, banyak merenung
tentang kematian.
*-------------*
Dalam tradisi Islam, usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu 1) periode kanak-kanak atau thufuliyah, 2) periode muda atau syabab, 3) periode dewasa atau kuhulah, dan 4) periode tua atau syaikhukhah. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebut periode kanak-kanak itu mulai lahir hingga baligh, muda mulai dari usia baligh sampai 40 tahun, dewasa usia 40 tahun sampai 60 tahun, dan usia tua dari 60-70 tahun.
Usia
40 tahun dengan demikian adalah usia ketika manusia benar-benar
meninggalkan masa mudanya dan beralih menapaki masa dewasa penuh yang
disebut dengan usia dewasa madya (paruh baya) atau kuhulah. Hal
ini sesuai dengan pendapat pakar psikologi seperti Elizabeth B. Hurlock,
penulis “Developmental Psychology”. Katanya, “masa dewasa awal” atau
“early adulthood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum
sampai kira-kira usia 40 tahun. Selanjutnya adalah masa setengah baya
atau “middle age”, yang umumnya dimulai pada usia 40 tahun dan berakhir
pada usia 60 tahun. Dan akhirnya, masa tua atau “old age” dimulai sejak
berakhirnya masa setengah baya sampai seseorang meninggal dunia. Nuansa kejiwaan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agama (religiusitas
dan spiritualisme) setelah pada masa-masa sebelumnya minat terhadap
agama itu boleh jadi kecil sebagaimana diungkapkan oleh banyak pakar
psikologi sebagai “least religious period of life” (menurut buku seperti itu ^^')
Begitulah seharusnya diusia menjelang dan telah 40 Tahun.
Pendapat Para Ulama
“Sesungguhnya Allah menyebutkan umur 40 tahun karena ini sebagai batasan bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatannya” (Tafsir Ats Tsa’aliby)
“Mereka (kaum salaf) berkata, bahwa jika seseorang sudah mencapai usia 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya” (Ibrahim an Nakha’i)
“Maka sampainya seseorang kepada usia dewasa adalah suatu tingkatan antara baligh dengan usia 40 tahun… Maka apabila telah berkumpul jenggotnya, dia adalah seorang pemuda hingga usia 40 tahun. Kemudian menjadi tua hingga usia 60 tahun, kemudian menjadi lanjut usia” (Ibnul Qayyim Al Jauzy).
Umur 40 dan Uban
Sabda Nabi Saw, “Manusia yang pertama kali melihat uban adalah Ibrahim As, lalu ia berkata: Ya Rabbi apakah ini? Allah Ta’ala menjawab: Ini adalah kemuliaan dan kelembutan wahai Ibrahim. Maka Ibrahim berkata: Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku kemuliaan dan kelembutan” (Riwayat Imam Malik)
Sabda Nabi Saw, “Uban adalah cahaya seorang mukmin. Tidaklah seorang beruban dalam keadaan Islam, kecuali pastilah ia dengan setiap helai ubannya memiliki kebaikan dan diangkat baginya satu derajat kebaikan” (dalam kitab Shahihul Jami’)
“Uban akan datang ketika telah sempurna usia 40 tahun… Uban datang saat usia dewasa, dan ia merupakan tanda perpisahan dengan masa anak-anak” (Imam Al Qurthubi)
“Orang yang telah mencapai 40 tahun, tandanya adalah dengan munculnya uban” (Imam Al Munawi)
Apa Yang Harus Dilakukan Pada Usia 40 Tahun ?
“Sesungguhnya Allah menyebutkan umur 40 tahun karena ini sebagai batasan bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatannya” (Tafsir Ats Tsa’aliby)
“Mereka (kaum salaf) berkata, bahwa jika seseorang sudah mencapai usia 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya” (Ibrahim an Nakha’i)
“Maka sampainya seseorang kepada usia dewasa adalah suatu tingkatan antara baligh dengan usia 40 tahun… Maka apabila telah berkumpul jenggotnya, dia adalah seorang pemuda hingga usia 40 tahun. Kemudian menjadi tua hingga usia 60 tahun, kemudian menjadi lanjut usia” (Ibnul Qayyim Al Jauzy).
Umur 40 dan Uban
Sabda Nabi Saw, “Manusia yang pertama kali melihat uban adalah Ibrahim As, lalu ia berkata: Ya Rabbi apakah ini? Allah Ta’ala menjawab: Ini adalah kemuliaan dan kelembutan wahai Ibrahim. Maka Ibrahim berkata: Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku kemuliaan dan kelembutan” (Riwayat Imam Malik)
Sabda Nabi Saw, “Uban adalah cahaya seorang mukmin. Tidaklah seorang beruban dalam keadaan Islam, kecuali pastilah ia dengan setiap helai ubannya memiliki kebaikan dan diangkat baginya satu derajat kebaikan” (dalam kitab Shahihul Jami’)
“Uban akan datang ketika telah sempurna usia 40 tahun… Uban datang saat usia dewasa, dan ia merupakan tanda perpisahan dengan masa anak-anak” (Imam Al Qurthubi)
“Orang yang telah mencapai 40 tahun, tandanya adalah dengan munculnya uban” (Imam Al Munawi)
Apa Yang Harus Dilakukan Pada Usia 40 Tahun ?
1. Memperbanyak Do'a
Doa dan permohonan agar mendapatkan ilham serta azam yang kuat dan
pertolongan Allah, untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala
nikmatNya, dan untuk melaksanakan amal salih yang diridhaiNya.
Imam Al
Qurthubi menjelaskan, ”Allah menyebutkan bahwa orang yang telah mencapai
usia 40 tahun maka telah tiba saat baginya untuk mengetahui nikmat
Allah yang ada padanya dan pada kedua orang tuanya serta mensyukurinya”.
Demikian pula doa agar Allah memperbaiki anak keturunannya.
2. Memperbanyak kewaspadaan
Ibnu Katsir meriwayatkan, bahwa ketika Imam Masruq ditanya, ”Kapan seseorang diadzab karena dosa-dosa yang dilakukannya?” Beliau menjawab, ”Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah engkau selalu waspada”.
3. Mempersiapkan kematian
Imam Malik berkata, ”Aku mendapatkan para ahli ilmu di negeri kami, mereka mencari dunia dan berbaur dengan manusia, namun ketika di antara mereka sudah mencapai usia 40 tahun maka mereka akan memisahkan diri dari orang banyak dan menyibukkan diri dengan persiapan untuk hari kiamat hingga ajal menjemput mereka”.
4. Memperbanyak bersyukur kepada Allah
Az Zajjaj berpendapat, ”Maksud ayat tersebut adalah: Halangilah aku dari segala sesuatu, kecuali dari bersyukur terhadap segala nikmatMu”.
5. Memperbanyak taubat
Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat di atas, adalah ”sebuah bimbingan bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun, yakni agar ia memperbarui taubatnya dan kembali kepada Allah, serta bertekat untuk itu semua”.
Ternyata umur 40 tahun adalah memang umur dewasa, dimana hikmah dan ilmu
(semestinya) sudah matang, namun juga waktu untuk bersyukur atas
nikmat, sekaligus siap-siap untuk berlari menuju Allah SWT. Kalimat Imam
Syafi'i rh yang memakai tongkat ketika umur 40 tahun untuk mengingatkan
bahwa dia seorang musafir, benar-benar menggetarkan, teringatkan orang tua saya dirumah yang kini berada dalam usia itu. dan persiapan bagi kita yang dalam fase "menjelang" usia 40 tahun, harus benar-benar dipersiapkan semenjak usia dini ini, karena kita tak akan pernah tahu bila Alloh akan ambil diri ini. Wallahu'alam.
satu lagi sebagai penutup, ucapan dari imam Ghazali:
Library, 10:22 pm
Ibnu Katsir meriwayatkan, bahwa ketika Imam Masruq ditanya, ”Kapan seseorang diadzab karena dosa-dosa yang dilakukannya?” Beliau menjawab, ”Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah engkau selalu waspada”.
Imam Syafi'i
(rahimahullah), setelah mecapai umur empat puluh tahun, berjalan
dengan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau
berkata: "Supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang
musafir yang sedang berjalan menuju akhirat."
Berkata
Wahab bin Munabbih: " Aku baca dalam beberapa kitab, bahwasanya ada
suatu suara menyeru dari langit ke-empat pada setiap pagi: ' Wahai
orang-orang yang telah berusia empatpuluh tahun! kamu adalah
tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya. Wahai orang-orang
yang telah berusia limapuluh tahun! Sudahkah kamu ingat tentang apa
yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang
telah berusia enampuluh tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu. Oh,
alangkah baiknya seandainya semua mahluk tidak diciptakan! Atau jika
mereka telah diciptakan, seharusnya mereka mengetahui, mengapa
mereka diciptakan. Awas, saatmu telah tiba! Waspadalah! "
Imam Malik berkata, ”Aku mendapatkan para ahli ilmu di negeri kami, mereka mencari dunia dan berbaur dengan manusia, namun ketika di antara mereka sudah mencapai usia 40 tahun maka mereka akan memisahkan diri dari orang banyak dan menyibukkan diri dengan persiapan untuk hari kiamat hingga ajal menjemput mereka”.
4. Memperbanyak bersyukur kepada Allah
Az Zajjaj berpendapat, ”Maksud ayat tersebut adalah: Halangilah aku dari segala sesuatu, kecuali dari bersyukur terhadap segala nikmatMu”.
5. Memperbanyak taubat
Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat di atas, adalah ”sebuah bimbingan bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun, yakni agar ia memperbarui taubatnya dan kembali kepada Allah, serta bertekat untuk itu semua”.
satu lagi sebagai penutup, ucapan dari imam Ghazali:
“..usia 40 tahun adalah sebuah pertanda, sebuah isyarat. Seperti sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik untuk kehidupannya nanti..”Semoga Alloh membimbing hati kita semua saat ini untuk terus menggali IlmuNya, mengumpulkan kita bersama orang-orang yang mencintaiNya, agar semakin besar rasa cinta kita padaNya. Aamiin.
Library, 10:22 pm
subhanallah..
BalasHapuskeep in writing ya..
Jazakallah pak :D iya pak Insya Allah...
BalasHapus