Bismillah
Assalamu'alaikum...
"Setelah S2 mau berkarir atau menjadi ibu rumah tangga Jan? "
aku jawab dengan tegas : "aku akan berkarir menjadi ibu rumah tangga (House Wife)"
kenapa begitu passionate banget ingin menjadi housewife???. bukankah itu sebuah "karir" yang mulia?? sangat MULIA malah.. Menjadi house wife adalah sarana bagiku untuk mengaktualisasikan diri dan ilmu. Memang wanita diharuskan untuk berpendidikan, untuk cerdas, dan pandai. namun itu semua bukan sebagai upaya kita untuk keluar dari fitrah kita sebagai "bunga dan taman indah bagi rumah tangga kita, bagi suami dan anak-anak kita"!.
Ilmu yang wanita miliki itu sebenarnya lebih tepat diaplikasikan di dalam rumah suaminya. ilmu itu digunakan untuk mengatur segala urusan rumah tangga, mendidik generasi penerus mereka. karena wanitalah "universitas pertama dan utama" bagi anak-anak kita.
apakah bahagia hanya dengan menjadi housewife??, dan sekali lagi jawabanku "YA! sangat bahagia!". semua ilmu yang kutimba sedari dulu hingga kini atau mungkin bahkan nanti, aku dedikasikan untuk keluargaku.. merekalah yang utama bagiku.
Muhammad Mahdi Akif barkata bahwa wanita hendaknya menjaga perannya yang utama yaitu mendidik anak, menjaga keluarga yang dibangun atas mawaddah dan rahmah, juga tetap menciptakan suasana tenang dan damai dalam rumah tangga.
"Apabila wanita menyiapkan makanan, menyetrikakan baju suami ataupun keluarganya (anak-anaknya), maka dalam setiap keringatnya ada pahala yang telah dilipatgandakan oleh Allah swt."
Aku lantas teringat kata-kata Mahbub Junaidi -Seorang Ekonom Pakistan- “Jika ibu-ibu rumah tangga meminta diberikan gaji, maka nilainya adalah satu milyar dollar pertahun. Sebuah nilai yg besar utk budget sebuah negara. Syukurlah ibu-ibu rumah tangga memberikan tenaganya dengan cinta, maka tak perlu memusingkan Kepala Negara bukan?"
MULIA BUKAN ??? karena berkhidmat diniatkan karena kecintaan kepada suami dan anak-anak yang diamanahkan Allah pada kita. sekaligus mendapat pahala berlipat ganda di sisiNya ,dan mendapat doa dari para malaikatNya.
Wahai para bunda yang sibuk di rumah, Cheer up! Berbahagialah dan berbanggalah, ucapkan Alhamdulillah karena ternyata dan terbukti “karier” kita sangat bernilai tinggi bila dibandingkan para wanita karier konvensional di mata dunia. Yakinlah, bahwa kita jauh lebih bernilai dan ber ”gaji” tinggi di mata Allah Ta’ala jika Anda niatkan khidmah Anda semata-mata ikhlas lillahi Ta’ala. Gaji kita, insya Allah adalah kehidupan hakiki syurgawi.
Sebagai penutup, ada pesan mulia, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata:
“Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar).
Seorang
penyair Arab mengatakan,
“Al Ummu Madrosatul Ula, Idzaa A’dadtaha
A’dadta Sya’ban Khoirul ‘Irq”
(Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi
anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau
persiapkan bangsa berakar kebaikan).
Muhammad Mahdi Akif barkata bahwa wanita hendaknya menjaga perannya yang utama yaitu mendidik anak, menjaga keluarga yang dibangun atas mawaddah dan rahmah, juga tetap menciptakan suasana tenang dan damai dalam rumah tangga.
Dan
Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia
menjadikan bagi kamu rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang kamu
merasa ringan nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan
dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan
perhiasan sampai waktu. (Q.S. An-Nahl: 80)
"Apabila wanita menyiapkan makanan, menyetrikakan baju suami ataupun keluarganya (anak-anaknya), maka dalam setiap keringatnya ada pahala yang telah dilipatgandakan oleh Allah swt."
Aku lantas teringat kata-kata Mahbub Junaidi -Seorang Ekonom Pakistan- “Jika ibu-ibu rumah tangga meminta diberikan gaji, maka nilainya adalah satu milyar dollar pertahun. Sebuah nilai yg besar utk budget sebuah negara. Syukurlah ibu-ibu rumah tangga memberikan tenaganya dengan cinta, maka tak perlu memusingkan Kepala Negara bukan?"
MULIA BUKAN ??? karena berkhidmat diniatkan karena kecintaan kepada suami dan anak-anak yang diamanahkan Allah pada kita. sekaligus mendapat pahala berlipat ganda di sisiNya ,dan mendapat doa dari para malaikatNya.
Wahai para bunda yang sibuk di rumah, Cheer up! Berbahagialah dan berbanggalah, ucapkan Alhamdulillah karena ternyata dan terbukti “karier” kita sangat bernilai tinggi bila dibandingkan para wanita karier konvensional di mata dunia. Yakinlah, bahwa kita jauh lebih bernilai dan ber ”gaji” tinggi di mata Allah Ta’ala jika Anda niatkan khidmah Anda semata-mata ikhlas lillahi Ta’ala. Gaji kita, insya Allah adalah kehidupan hakiki syurgawi.
Sebagai penutup, ada pesan mulia, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata:
“Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar