Yap.. Andaikan buku-buku yang ada di rak-rak
perpustakaan adalah “makanan” kesukaan kita. Apa jadinya ya? Tentu kita akan
lahap membacanya. Inilah ”kunci” untuk membuka gembok yang menyebabkan kita
enggan membaca buku.
”kunci” ini, oleh Stephen R.
Covey ( penulis The 7 Habits of
Highly Effective People), disebut paradigma. Apaan tuh paradigma? Paradigma
adalah kacamata. Paradigma adalah cara
kita memandang sesuatu.
Bayangkan kamu memiliki kacamata
minus 2. Lima tahun kemudian, kamu harus mengganti kacamata kamu dengan
kacamata minus 3. Namun, kamu bersikukuh tak mau mengganti kacamata minus 2
milikmu. Apa yang kemudian terjadi? Kamu merasa pusing apabila melihat sesuatu.
Inilah akibat yang timbul dikarenakan kamu mempertahankan paradigma kacamata
minus 2 kamu.
Apa iya paradigma kamu
berkaitan dengan membaca buku? Mungkin
ini: ” Wah, boring deh membaca buku yang tebal-tebal itu.” Atau ini: “ Setiap
kali membaca buku ilmiah, saya pasti ngantuk.”Saya pilih nonton sinetron aja
deh ketimbang baca buku. Baca buku bikin kepala cepat botak!”. Itulah paradigma
atau kacamata yang kamu gunakan dalam membaca buku . Memang tidak semua remaja
memandang aktivitas membaca buku ilmiah seperti itu. Nah, tulisan ini akan
mencoba membantu para remaja yang merasa masih kesulitan untuk memasuki dunia
buku.
Pertama- tama, untuk memasuki
dunia buku, kita perlu mengubah paradigma ( atau kacamata) dalam memandang
buku. Buku
sama saja dengan makanan, yaitu makanan untuk rohani kita. Bayangkanlah apabila
jasmani kita tidak diberi nasi, telur, daging ayam, dan makanan bergizi tinggi
lainnya. Apa yang akan terjadi? Tubuh kita akan loyo, dan sakit- sakitan.
Demikian
jugalah yang terjadi dengan rohani kita. Buku adalah salah satu jenis ” makanan
rohani” kita yang sangat bergizi. Mendengarkan pengajian dan ceramah adalah
juga sebentuk ” makanan ruhani”. Namun, buku kadang memiliki gizi lebih
dibanding dengan ceramah. Yups.Lau ceramah mang kenapa ? Nah... Ceramah
sebenarnya efektif pula tapi sebenarnya ceramah hanya memanfaatkan sebagian
indra kita saja dalam proses penyerapan informasi, kadang ada anak yang denger
”mentah-mentah” ceramah tanpa dicatat, tanpa mengeksplor isi ceramah, dan tanpa
bertanya sesuatu yang belum dimengerti... nah lo dah berapa indra tu ’G
terpakai!!???%%%%^&&*@#... Sedangkan dengan buku- semua indra dapat
berguna, dimana kita dapat
Lewat
paradigma baru membaca buku dengan menganggap buku sebagai makanan apalagi
pizza kita dapat memperlakukan buku layaknya makanan kesukaan kita. Pertama,
agar membaca buku tidak lantas membuat kita ngantuk, maka pilihlah buku-buku
yang memang kita sukai, sebagaimana kamu memilih makanan yang kamu gemari.
Kedua, ciciplah”
kelezatan” sebuah buku sebelum membaca semua halaman. Kamu dapat mengenali
lebih dulu siapa pengarang buku tersebut. Atau kamu bisa bertanya kepada
seseorang yang menganjurkan kamu untuk membaca buku tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar