Selamat Datang,Ahlan Wa Sahlan,Welcome,Alu-alukan,환영,Bienvenue..

Kekuatan raga itu tidak sebanding dengan kekuatan azam, tekad dan semangat.
Jika raga ini bisa kelelahan, namun azam, tekad dan semangat ini tidak boleh mundur walaupun untuk sesaat.
Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah.
.Bismillah.


Sabtu, 17 November 2012

ANGEL WITHOUT WINGS (Pemenang Lomba Artikel "perjuangan Hidup" HIMA BK UNMUL)

Bismillah...
Assalamu'alaikum Warohmatullah...


"Segala puji bagi Allah...
 Alhamdulillah, terima kasih untuk de Fitriani dan de Nurlina yang sudah mengirimkan berkas artikel "Perjuangan Hidup". sebenarnya menunggu artikel yang masuk dari kawan-kawan HIMA yang lain, tapi sepertinya teman-teman lagi pada sibuk ya.. hehe...
dan ka Jannah minta maaf karena baru di posting sekarang.. 
(subhanallah artikelnya, subhanallah Puisinya, subhanallah cerita perjuangannya, dan subhanallah inspirasi barunya!! Keep Writing, Be inspiring...^^)

___
 Alhamdulillah, 4 Nov 2012, saat itu de Fitri mengirimkan sebuah artikel berjudul "Angle Without Wings" ini padaku.. saat itu juga ku baca dan Ya Allaaah... Sungguh indah perjuangan seorang Bunda/Ibu/Mama, setiap kata-demi kata terus membuatku terhanyut dalam tulisan ini, membuka lembaran lalu bersama mama dan bapak dirumah. perjuangan-perjuangan mereka untuk kita dan keluarga terasa seperti "tamparan" bagiku. tamparan karena bisakah aku, bisakah kita menjadi sesabar, semulia, dan seikhlas mereka kelak? 
 Wallahu'alam... Insya Allah...

Selamat membaca... Semoga terispirasi...
 Bismillah....

 

Bunda engkaulah muara kasih dan sayang apapun pasti kau lakukan untuk diriku yang kau sayang. Saat diriku kau dekap dalam sentuhan, peluk dirimu ku rasakan. Saat ku jauh dari pandangan, doamu kau sertakan… 

lirik lagu Bunda yang dibawakan Ery Susan inilah yang menjadi perwakilan hakikat seorang ibu dan bagiku lebih banyak lagi cinta, kasih sayang dan pengorbanan yang ia berikan dengan bermacam cara dari karakter seorang ibu itu tersendiri.

Mama...

Seperti itulah panggilan yang ku titahkan kepada seseorang yang sangat ku cintai, ku hormati serta ku banggakan. Dari semua super hero yang pernah ku kenal seperti, Superman, Batman, Spiderman, Gatot Kaca dan lainnya, tetap saja yang pertama kali ku kenal dalam kehidupan nyata ini adalah Mama.

Awalnya, dulu aku buta dalam mengartikan perlakuan mama selama ini. Aku selalu menetapkan pernyataan “tiada yang mengerti aku” terutama mama, aku selalu merasa iri terhadap teman disekitar ku yang memiliki ibu yang penyayang dan pengertian serta selalu mendukung sang anak kemanapun untuk melangkah. Berbeda dengan aku yang sering dikekang, dimarahi hingga kata-kata yang tak ku harapkan harus keluar dengan kasar serta menyakitkan. Tapi siapa yang tau selain Allah, bahwasanya itu adalah cinta, kasih sayang dan cara beliau menjaga aku, yang baru ku sadari saat aku beranjak dewasa, disaat aku sakit berat. Biasanya ketika aku sakit beliau berkata itu adalah kesalahan ku sendiri yang tidak menjaga kesehatan dan terlalu manja serta merepotkan dengan keadaan ku disaat sakit yang membuatnya sering marah tapi, disitulah aku belajar untuk menjadi orang kuat, tidak mudah menyerah dalam keadaan apapun dan meyakini bahwasanya aku pasti bisa. Hingga akhirnya aku selalu menyembunyikan rasa sakit dengan diam. Tapi disaat aku sakit berat dan mengalami steff aku tidak menyangka ia memeluk dengan erat, disaat itu seluruh tubuhku terasa sangat dingin walau dibalut banyak selimut, ternyata yang mampu menenangkan adalah  pelukan mama dalam setengah kesadaran aku sangat menyadarinya. Walau sakit yang menjalar ditubuh terasa mencengkam tapi seolah - olah itu tertutupi dengan pelukan hangatnya yang sudah ku nantikan beberapa  tahun lamanya. Dan akhirnya kerinduan itu terbayar jua serta mata hatiku mulai terbuka untuk menerjemahkan semua perilaku mama. Aku menyesal selalu bertengkar dan marah kepada beliau demi sebuah ego besar yang tertancap terlebih dahulu daripada arti sebuah pengertian yang selalu aku inginkan tetapi aku sendiri tidak mengaplikasikan. Sungguh, itu semua sangat memalukan.
Mama yang memiliki karakter keras ternyata adalah akibat masa silam yang pernah dialaminya. Dulunya beliau adalah anak dari keluarga miskin di sebuah desa. Mama hanya dapat sekolah sampai kelas 2 SD karena kesulitan biaya hidup yang mencekat hingga tak mampu menopang keinginan saat itu untuk belajar dan berteman disekolah, apa daya semuanya ternyata harus dengan cepat terputus tapi kelapangan hati beliau dengan menjadikan seulas senyuman sebagai balasan keadaaan walaupun di dalamnya terdapat sifat keras yang memang tertanam karena didikan kakek dan nenek waktu itu. Namun tetap saja senyuman tersebut tidak dapat membohongi hati mama yang kecewa. Setelah tidak bersekolah mama membantu kakek dan nenek disawah serta mengurus rumah.
Saat beranjak dewasa mama dijodohkan dengan seorang lelaki dari desa sebelah. Dan lagi-lagi mama hanya bisa menerima keputusan orang tua yang diyakininya mungkin akan menjadi yang terbaik.
Setelah menikah dengan abah yang diharapkan adalah kebahagian tapi ternyata harus bisa diterima dengan kepahitan karena orang tua dan sebagian keluarga abah yang mengucilkan mama yang entah tidak tau sebabnya dikarenakan apa. Lagi-lagi kesabaran harus menjadi taruhannya. Mama dan abah dikaruniai tiga orang anak yang umurnya berselisih tidak jauh akan tetapi sewaktu baru berumur sekitar 2 bulan saudara perempuan ku meninggal karena sakit  dan penanganan yang lambat akibat biaya membuatnya harus dipanggil terlebih dahulu. Waktu berjalan seiring perkembangan kedua kaka laki-laki ku yang menginjak umur sekitar 7 dan 4 tahun, dimana akhirnya mereka dibawa kedua orang tua ku merantau ke Samarinda untuk mengadu nasib. Di Samarinda itulah aku lahir.
 Dari jualan es keliling, ikan asin, sayur dari pasar satu ke pasar yang lainnya, kerupuk dari warung kewarung yang membuat suatu kegigihan untuk mengubah nasib akhirnya mampu menyekolahkan kedua kaka ku walaupun terkadang kebutuhan sekolah yang tidak semuanya terpenuhi seperti baju sekolah yang sudah terlalu lusuh hingga robek, mau tidak mau hanya dapat ditutupi dengan plester karena tidak dapat lagi untuk dijahit.
Hari-hari yang terlewati dengan suatu kegigihan kedua orang tuaku yang menjadikan satu tingkatan dapat tercapai. Kedua orang tua ku yang mempunyai warung sendiri untuk berjualan obat akhirnya mampu sedikit demi sedikit membangun rumah sendiri dan berakhir sudah perpindahan yang tak pasti dari rumah sewaan satu ke sewaan lainya. Akan tetapi setelah mencapai itu semua abah mulai berbeda sangat drastis, beliau manjadi suka pulang larut malam dan marah tanpa kejelasan yang pasti. Usut mulai usut ternyata beliau bermain judi serta mabuk-mabukkan dan mulai terlihat enggan untuk bekerja . Mama dan abah jadi sering bertengkar dan akhirnya hanya mama yang berjualan dari umur ku sekitar 1 tahun sampai sekarang, membiayai semua kebutuhan keluarga, dari biaya makan sehari-hari hingga biaya pendidikan aku dan kedua kaka ku dan itu semua harus ditanggung seorang diri akibat abah yang tidak memerhatikan keluarga lagi, tapi mama tetap sabar. Bagiku itu  tidaklah mudah karena banyak lagi penderitaan lainnya yang harus dialami mama.
Tidak pernah ada kata libur dalam bekerja, tidak pernah ada kata sakit untuk membiayai kebutuhan yang terus berjalan. Dengan sebuah sepeda mama dari pagi berangkat kepasar untuk berjualan, setiap kayuh kaki yang diputarkan, setiap tetes keringat yang diteteskan menjadikan mama yang sebenarnya seiring waktu semakin tua dan menjadi sering sakit-sakitan tetap terlihat kuat dan gigih menghadapi kehidupan yang begitu pahit. Beliau tidak pernah berhenti berusaha serta berdoa untuk keluarganya dan tidak sekalipun menyuruh anaknya untuk berhenti bersekolah karena beliau tidak mau kepahitan yang dulu pernah ia telan harus ditelan kembali oleh ketiga anaknya. Sering ku lihat butiran bening mengalir deras dimatanya yang mulai sayu akibat usia dan resa lelah yang menimpanya disaat semua orang tertidur lelap dan aku sadar, dibalik sifat kerasnya ada satu perjuangan besar yang sebelumnya tidak pernah ku sadari.
Kini aku sudah berumur 18 tahun dan mampu kuliah dengan beasiswa yang ku dapat dari kerja keras selama SMA serta kedua kaka ku yang juga sudah menjadi orang dan itu semua tidak lepas dari perjuangan kedua orang tuaku, terutama perjuangan yang sangat besar dengan menjadi kepala keluarga serta ibu rumah tangga , tidak lain dan tidak bukan adalah mama, you are My Everything!

Dari sebuah didikan yang sangat keras lahirlah aku dan kedua kaka ku dengan pribadi kuat, tidak mudah menyerah dan selalu ingin menunjukkan yang terbaik dalam setiap tindakan yang kita ambil serta prestasi untuk kita persembahkan kepada mama, Angel Without Wings yang dikirim Tuhan untukku. Walaupun tanpa sayap ia mampu terbang dan menjadikan suatu kehilangan sebagai kekuatan untuk terus mengarungi kehidupan  dan akhirnya mampu mencapai harapan yang ternyata bukan cuma sekedar impian dengan banyak pengorbanan.

Penulis :
Cerita ini di ambil dari cerita seorang ibu luar biasa yang identitasnya dirahasiakan

  _______
 
MAMA
by : Nurliana 

Saat kegelapan mulai memburu
Detik ibaku memekik kalbu
Menyingkap tabir masa silamku

Saat,
Tetes keringatmu adalah penolong hidupku
Rintihan pilumu adalah langkah awal perjalananku
Hidup dan mati tidak kau pedulikan karena diriku

Waktu berjalan langkah demi langkah
Engkau ajarkan aku dari ombak bagaimana bergerak
Engkau ajarkan aku dari gunung bagaimana merenung
Engkau ajarkan aku dari kuatnya bebatuan bagaimana menghadapi keadaan
Mama, you are my everything as angel without wings always my soul complete for all time

1 komentar:

  1. mama my very very everything..
    hiks hiks hiks..T_T
    terima kasih udah mau berbagi artikel ini..
    semoga kita dapat menjadi Seorang Istri dan Ibu yang Kuat, yang dapat membanggakan anak-anaknya..
    aaammiiinnn

    BalasHapus