Bismillah...
Assalamu'alaikum Warohmatullah...
"Segala puji bagi Allah...
Alhamdulillah, terima kasih untuk de Fitriani dan de Nurlina yang sudah mengirimkan berkas artikel "Perjuangan Hidup". sebenarnya menunggu artikel yang masuk dari kawan-kawan HIMA yang lain, tapi sepertinya teman-teman lagi pada sibuk ya.. hehe...
dan ka Jannah minta maaf karena baru di posting sekarang..
(subhanallah artikelnya, subhanallah Puisinya, subhanallah cerita perjuangannya, dan subhanallah inspirasi barunya!! Keep Writing, Be inspiring...^^)
___
Alhamdulillah, 4 Nov 2012, saat itu de Fitri mengirimkan sebuah artikel berjudul "Angle Without Wings" ini padaku.. saat itu juga ku baca dan Ya Allaaah... Sungguh indah perjuangan seorang Bunda/Ibu/Mama, setiap kata-demi kata terus membuatku terhanyut dalam tulisan ini, membuka lembaran lalu bersama mama dan bapak dirumah. perjuangan-perjuangan mereka untuk kita dan keluarga terasa seperti "tamparan" bagiku. tamparan karena bisakah aku, bisakah kita menjadi sesabar, semulia, dan seikhlas mereka kelak?
Wallahu'alam... Insya Allah...
Selamat membaca... Semoga terispirasi...
Bismillah....
lirik lagu Bunda yang dibawakan Ery
Susan inilah yang menjadi perwakilan hakikat seorang ibu dan bagiku lebih
banyak lagi cinta, kasih sayang dan pengorbanan yang ia berikan dengan bermacam
cara dari karakter seorang ibu itu tersendiri.
Mama...
Seperti
itulah panggilan yang ku titahkan kepada seseorang yang sangat ku cintai, ku
hormati serta ku banggakan. Dari semua super hero yang pernah ku kenal seperti,
Superman, Batman, Spiderman, Gatot Kaca dan lainnya, tetap saja yang pertama
kali ku kenal dalam kehidupan nyata ini adalah Mama.
Awalnya,
dulu aku buta dalam mengartikan perlakuan mama selama ini. Aku selalu
menetapkan pernyataan “tiada yang mengerti aku” terutama mama, aku selalu
merasa iri terhadap teman disekitar ku yang memiliki ibu yang penyayang dan pengertian
serta selalu mendukung sang anak kemanapun untuk melangkah. Berbeda dengan aku
yang sering dikekang, dimarahi hingga kata-kata yang tak ku harapkan harus
keluar dengan kasar serta menyakitkan. Tapi siapa yang tau selain Allah,
bahwasanya itu adalah cinta, kasih sayang dan cara beliau menjaga aku, yang
baru ku sadari saat aku beranjak dewasa, disaat aku sakit berat. Biasanya
ketika aku sakit beliau berkata itu adalah kesalahan ku sendiri yang tidak
menjaga kesehatan dan terlalu manja serta merepotkan dengan keadaan ku disaat
sakit yang membuatnya sering marah tapi, disitulah aku belajar untuk menjadi
orang kuat, tidak mudah menyerah dalam keadaan apapun dan meyakini bahwasanya
aku pasti bisa. Hingga akhirnya aku selalu menyembunyikan rasa sakit dengan
diam. Tapi disaat aku sakit berat dan mengalami steff aku tidak menyangka ia
memeluk dengan erat, disaat itu seluruh tubuhku terasa sangat dingin walau
dibalut banyak selimut, ternyata yang mampu menenangkan adalah pelukan mama dalam setengah kesadaran aku
sangat menyadarinya. Walau sakit yang menjalar ditubuh terasa mencengkam tapi
seolah - olah itu tertutupi dengan pelukan hangatnya yang sudah ku nantikan
beberapa tahun lamanya. Dan akhirnya
kerinduan itu terbayar jua serta mata hatiku mulai terbuka untuk menerjemahkan
semua perilaku mama. Aku menyesal selalu bertengkar dan marah kepada beliau
demi sebuah ego besar yang tertancap terlebih dahulu daripada arti sebuah
pengertian yang selalu aku inginkan tetapi aku sendiri tidak mengaplikasikan.
Sungguh, itu semua sangat memalukan.
Mama
yang memiliki karakter keras ternyata adalah akibat masa silam yang pernah
dialaminya. Dulunya beliau adalah anak dari keluarga miskin di sebuah desa.
Mama hanya dapat sekolah sampai kelas 2 SD karena kesulitan biaya hidup yang
mencekat hingga tak mampu menopang keinginan saat itu untuk belajar dan
berteman disekolah, apa daya semuanya ternyata harus dengan cepat terputus tapi
kelapangan hati beliau dengan menjadikan seulas senyuman sebagai balasan
keadaaan walaupun di dalamnya terdapat sifat keras yang memang tertanam karena
didikan kakek dan nenek waktu itu. Namun tetap saja senyuman tersebut tidak
dapat membohongi hati mama yang kecewa. Setelah tidak bersekolah mama membantu
kakek dan nenek disawah serta mengurus rumah.
Saat
beranjak dewasa mama dijodohkan dengan seorang lelaki dari desa sebelah. Dan
lagi-lagi mama hanya bisa menerima keputusan orang tua yang diyakininya mungkin
akan menjadi yang terbaik.
Setelah
menikah dengan abah yang diharapkan adalah kebahagian tapi ternyata harus bisa
diterima dengan kepahitan karena orang tua dan sebagian keluarga abah yang
mengucilkan mama yang entah tidak tau sebabnya dikarenakan apa. Lagi-lagi
kesabaran harus menjadi taruhannya. Mama dan abah dikaruniai tiga orang anak
yang umurnya berselisih tidak jauh akan tetapi sewaktu baru berumur sekitar 2
bulan saudara perempuan ku meninggal karena sakit dan penanganan yang lambat akibat biaya membuatnya
harus dipanggil terlebih dahulu. Waktu berjalan seiring perkembangan kedua kaka
laki-laki ku yang menginjak umur sekitar 7 dan 4 tahun, dimana akhirnya mereka
dibawa kedua orang tua ku merantau ke Samarinda untuk mengadu nasib. Di
Samarinda itulah aku lahir.
Dari jualan es keliling, ikan asin, sayur dari
pasar satu ke pasar yang lainnya, kerupuk dari warung kewarung yang membuat
suatu kegigihan untuk mengubah nasib akhirnya mampu menyekolahkan kedua kaka ku
walaupun terkadang kebutuhan sekolah yang tidak semuanya terpenuhi seperti baju
sekolah yang sudah terlalu lusuh hingga robek, mau tidak mau hanya dapat
ditutupi dengan plester karena tidak dapat lagi untuk dijahit.
Hari-hari
yang terlewati dengan suatu kegigihan kedua orang tuaku yang menjadikan satu
tingkatan dapat tercapai. Kedua orang tua ku yang mempunyai warung sendiri
untuk berjualan obat akhirnya mampu sedikit demi sedikit membangun rumah
sendiri dan berakhir sudah perpindahan yang tak pasti dari rumah sewaan satu ke
sewaan lainya. Akan tetapi setelah mencapai itu semua abah mulai berbeda sangat
drastis, beliau manjadi suka pulang larut malam dan marah tanpa kejelasan yang
pasti. Usut mulai usut ternyata beliau bermain judi serta mabuk-mabukkan dan
mulai terlihat enggan untuk bekerja . Mama dan abah jadi sering bertengkar dan akhirnya
hanya mama yang berjualan dari umur ku sekitar 1 tahun sampai sekarang,
membiayai semua kebutuhan keluarga, dari biaya makan sehari-hari hingga biaya pendidikan
aku dan kedua kaka ku dan itu semua harus ditanggung seorang diri akibat abah
yang tidak memerhatikan keluarga lagi, tapi mama tetap sabar. Bagiku itu tidaklah mudah karena banyak lagi penderitaan
lainnya yang harus dialami mama.
Tidak
pernah ada kata libur dalam bekerja, tidak pernah ada kata sakit untuk
membiayai kebutuhan yang terus berjalan. Dengan sebuah sepeda mama dari pagi
berangkat kepasar untuk berjualan, setiap kayuh kaki yang diputarkan, setiap
tetes keringat yang diteteskan menjadikan mama yang sebenarnya seiring waktu
semakin tua dan menjadi sering sakit-sakitan tetap terlihat kuat dan gigih
menghadapi kehidupan yang begitu pahit. Beliau tidak pernah berhenti berusaha
serta berdoa untuk keluarganya dan tidak sekalipun menyuruh anaknya untuk
berhenti bersekolah karena beliau tidak mau kepahitan yang dulu pernah ia telan
harus ditelan kembali oleh ketiga anaknya. Sering ku lihat butiran bening
mengalir deras dimatanya yang mulai sayu akibat usia dan resa lelah yang
menimpanya disaat semua orang tertidur lelap dan aku sadar, dibalik sifat
kerasnya ada satu perjuangan besar yang sebelumnya tidak pernah ku sadari.
Kini
aku sudah berumur 18 tahun dan mampu kuliah dengan beasiswa yang ku dapat dari
kerja keras selama SMA serta kedua kaka ku yang juga sudah menjadi orang dan
itu semua tidak lepas dari perjuangan kedua orang tuaku, terutama perjuangan
yang sangat besar dengan menjadi kepala keluarga serta ibu rumah tangga , tidak
lain dan tidak bukan adalah mama, you are My
Everything!
Dari
sebuah didikan yang sangat keras lahirlah aku dan kedua kaka ku dengan pribadi
kuat, tidak mudah menyerah dan selalu ingin menunjukkan yang terbaik dalam
setiap tindakan yang kita ambil serta prestasi untuk kita persembahkan kepada
mama, Angel Without Wings yang
dikirim Tuhan untukku. Walaupun tanpa sayap ia mampu terbang dan menjadikan
suatu kehilangan sebagai kekuatan untuk terus mengarungi kehidupan dan akhirnya mampu mencapai harapan yang
ternyata bukan cuma sekedar impian dengan banyak pengorbanan.
Penulis :
Cerita ini di
ambil dari cerita seorang ibu luar biasa yang identitasnya dirahasiakan
_______
MAMA
by : Nurliana
Saat kegelapan
mulai memburu
Detik ibaku
memekik kalbu
Menyingkap tabir
masa silamku
Saat,
Tetes keringatmu
adalah penolong hidupku
Rintihan pilumu
adalah langkah awal perjalananku
Hidup dan mati tidak
kau pedulikan karena diriku
Waktu berjalan
langkah demi langkah
Engkau ajarkan aku
dari ombak bagaimana bergerak
Engkau ajarkan aku
dari gunung bagaimana merenung
Engkau ajarkan aku
dari kuatnya bebatuan bagaimana menghadapi keadaan
Mama, you are my
everything as angel without wings always my soul complete for all time
mama my very very everything..
BalasHapushiks hiks hiks..T_T
terima kasih udah mau berbagi artikel ini..
semoga kita dapat menjadi Seorang Istri dan Ibu yang Kuat, yang dapat membanggakan anak-anaknya..
aaammiiinnn